Welcome

***SELAMAT DATANG DI PPDI KOTA SERANG***

TERKINI

KISAH PERTARUNGAN BIAWAK DAN ULAR DI GOA UMBUL

            Goa Umbul selain dikenal sebagai tempat pertapaan Maulana Hasanuddin, juga sangat mashur dengan kisah pertarungan Sembilan biawak besar penunggu goa Umbul melawan ular besar yang mnyerang goa. Ukuran besarnya  ular itu kira-kira sepohon kelapa sedangkan panjangnya memanjang cukup panjang. Bahkan beberapa kepercayaan menyebutkan kepala ular itu berada di depan mulut goa sedangkan ekornya masih ada di Merak-Cilegon.
            Peristiwa pertarungan antara biawak besar penunggu goa dengan ular besar itu terjadi beberapa hari sebelum peristiwa pemberontakan G30S/PKI. Karena yang bertarung adalah makhluk-makhluk besar maka menimbulkan suara kegaduhan yang cukup menarik perhatian warga.
            Pertarungan itu berlangsung kira-kira selama limabelas hari mulai dari ba’da ashar sampai maghrib datang. Anehnya ular itu datang dan pergi dari satu jalan. Artinya ia pulang dari bekas jalan yang dilaluinya ketika datang sehingga tidak merusak pohon padi yang lain selain yang ia lalui ketika pertama datang. Peristiwa itu terjadi secara dzahir dapat disaksikan oleh siapapun yang hadir. Anak-anak, remaja, orang dewasa, laki-laki dan perempuan dapat menyaksikan peristiwa itu. Suara menggelegar bagai petir kadangkala terdengar dari benturan akibat pertarungan. Tiga biawak menjaga pintu goa. Sedangkan enam lainnya bertarung menghadapi ular. Apabila di antara enam biawak ini ada yang terluka, maka salah satu dari tiga penjaga pintu goa ini maju ke depan. Sedangkan yang terluka ini kemudian memasuki goa untuk minum dan menyelam dalam air yang terdapat dalam goa.
            Anehnya setelah meminum dan menyelam dalam air yang terdapat dalam goa luka-luka biawak ini segera sembuh. Kemudian setelah sembuh ia bergantian menjaga goa dan apa bila ada yang terluka dari enam biawak yang bertarung maka salah satu di antara tiga penjaga goa itu maju ke depan dan terus demikian. Sampai akhirnya ular besar itu kalah dalam pertarungan.
            Menurut keyakinan sebagian orang, kekalahan ular itu menjadi isyarat akan kekalahan PKI yang berusaha memberontak terhadap pemerintah Republik Indonesia. Walaupun PKI telah berhasil membunuh tujuh jenderal tapi secara umum pemberontakanya gagal. Jika ular itu sampai bisa masuk dan menduduki goa niscaya PKI akan menguasai Indonesia.
            KH. Maujud Astari yang mendengar cerita itu dari Syekh Jamhari mulanya hanya menganggap kisah biawak itu hanya sebuah cerita. Tetapi ketika ia berkunjung ke goa  Umbul pada tahun 2007 beserta jamaah majlis Dzikir Al-Hudro perumahan Korem Serang dengan dua mobil dan diiringi motor pada hari jum’at jam 11 siang, ternyata memang biawak itu ada di depan mulut goa. Jumlah biawak yang dapat dilihat H. maujud dan rombongan berjumlah 5 biawak. Di antara 5 biawak itu ada yang berwarna putih. Kebetulan H. Maujud membawa Handycam dan kamera seraya ia memotret biawak tersebut namun aneh biawak tersebut tidak kena di foto begitu pula dengan handycam.
            Menurut cerita KH. Maujud, kemudian ia berdo’a: “Ya Allah perkenankanlah Saya masuk ke dalam goa ini, karena saya ingin berdo’a untuk Negara Indonesia agar seluruh rakyatnya betul-betul menikmati kemerdekaan dalam kemakmuran.” Akhirnya ia diberi ilham untuk masuk melalui atas goa. Ia pun menaiki bebatuan di atas goa untuk menghindari biawak yang menunggu mulut goa. Setelah sampai atas goa ia melihat sebuah lobang yang menuju ke dalam goa. Aneh, walaupun lobang ini cukup besar tapi rerontokan daunpun nampaknya tidak bisa masuk ke dalam goa. Sepertinya goa ini ditunggu makhluk gaib yang senantiasa menjaga kebersihan goa.

            Kemudian KH Maujud datang kembali ke goa Umbul bersama jamaah majlis dzikir Bunut di antaranya H. bauti, Mahfudz dan H. Mansur. Kembali KH. Maujud dan jamaah dapat melihat biawak-biawak itu. Pak Adam Malik, salah seorang wakil presiden pak harto, beliau pernah membawa biawak-biawak ini beserta kotoran kelalawar sekitar goa dalam karung-karung untuk pupuk. Namun setelah sampai tujuan yang tersisa hanya karung-karungnya saja, sedangkan biawak dan kotoran kelalawar itu hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar