Welcome

***SELAMAT DATANG DI PPDI KOTA SERANG***

TERKINI

RIWAYAT-RIWAYAT TENTANG SYEKH ASTARI

            Kehidupan yang indah. Itulah kesimpulan bila kita mengenang tokoh syekh Astari cakung. Ketika masa hidup beliau setiap hari Kampung cakung ramai oleh para peziarah yang ingin memohon do’a dan keberkahan dalam kehidupan mereka. Mulai dari petani, pedagang, nelayan, pejabat tinggi sampai rendahan, anak-anak semuanya ingin bertemu dengan syekh astari dan memohon petunjuk akan masalah yang merek hadapi.
            Setiap orang yang pernah berkunjung kepada beliau mendapatkan kesan yang begitu dalam. Bahkan tak jarang mereka mendapatkan hal-hal gaib dan aneh yang berada di luar aqal. Bisa dikatakan Syekh astari adalah Wali yang banyak Allah dzahirkan keramatnya kepada manusia pada zamanya. Buku kecil ini bukanlah buku penelitian juga bukan buku pencakup seluruh keramat-keramatnya karena waktu yang tidak cukup untuk mendatangi para orang-orang yang memiliki kisah-kisah indah bersama Syekh astari. Buku kecil ini hanyalah setetes embun dari segara kisah tentang beliau.
            Penulis akan memberikan beberapa kisah tentang syekh astari yang penulis dapatkan dari orang-orang yang berada di lingkungan penulis saja.
            Ustad Karman dari talok menyebutkan ada seorang pedagang minyak wangi dari Balaraja mengaku selalu berdagang sepi dan rugi. Suatu ketika minyak wanginya ini di ambil tanpa permisi oleh Syekh Astari. Sang pedagang ini membiarkan saja. Lalu Syekh Astari menyemprotkan minyak wangi itu kepada orang-orang yang ditemuainya. Setelah kejadian itu, dagangannya menjadi laris dan maju.
            Ia juga meriwayatkan, ada dua orang dari bekasi meminta Ki Karsam (mertuanya) untuk mengantar mereka ke Syekh astari. Setelah sampai rumah beliau, beliau berkata sambil menghadap kiblat “ada orang yang ditunggu kuburan tigahari lagi!” singkat cerita, dua orang dari bekasi ini pulang. Kebetulan tujuan ke rumah mereka melewati kali, dan harus naik perahu bila mau samapai. Ternyata perahu ini terbalik dan salah seorang di antara mereka meninggal tepat di hari yang ketiga seperti yang dikatakan Syekh Astari.
            Ia juga meriwayatkan pertemuan pertamanya dengan syekh astari. Setelah sampai di hadapan syekh Astari, beliau berkata: “Alhamdulillah, saya kedatangan tamu dari Petir, Rembang dan Cianjur”. Ustad Karman kaget, nama-nama daerah yang disebutkan syekh astari itu adalah nama-nama tempat ia mesantren padahal ia belum pernah bercerita di mana ia dulu mesantren.
            ia juga mengkisahkan tentang rencana kondangan H. Abdul ghani dan rombongan ke Petir. Karena mobil sudah penuh akhirnya Syekh astari yang berencana ikut di tinggal karena tempat yang kosong hanya di belakang. Menurut H. Abdul Gani tidak pantas syekh Astari duduk di belakang sedangkan di depan juga sudah ada kiayi lain yang sudah duduk. Kebetulan syekh Astari belum datang. Akhirnya mobil ini berangkat tanpa Syekh astari. Sampai renged tepatnya di ki buyut Ketul mobil ini mogok. Para mekanik berusaha menservis mobil ini agar jalan, tetap saja mobil ini mogok. Akhirnya setelah lama barulah H. abdul ghani ingat bahwa ia telah meninggalkan Syekh astari, akhirnya Syekh astari disusul. Setelah Syekh Astari duduk, mobil ini langsung menyala setelah di engkol.
            Mang Udin dari cakung menyebutkan, dulu ia adalah seorang supir. Ketika ia mau berangkat ke Jakarta di kandaggede ia diberhentikan oleh syekh Astari dan memintanya untuk mengantarkan ke Koja-Bolang. Dia mengatakan tidak bisa karena sedang buru-buru berangkat ke Jakarta. Secara tiba-tiba mobilnya mogok. Orang-orang yang ada di sekitar jalan membantu mang udin mendorong mobil, tapi tetap mogok. Akhirnya mang udin mempersilahkan Syekh astari duduk dalam mobil. Kemudian mobil didorong lagi dan langsung menyala.

            Mang Buang mengkisahkan, di Pesantren syekh astari ada sebuah pohon kelapa tumbang. Para santri berusaha mengangkatnya. Karena kelapa ini besar mereka tidak kuat. Pada waktu malam kemudian Syekh Astari keluar dari rumah. Mang buang memperhatikan kemana Syekh astari malam-malam begini mengenakan kaos dan celana komprang. Ternyata ia mendekati pohon kelapa yang tumbang itu. Kemudian Syekh astari mendekatkan jempol kakinya ke pohon kelapa itu. Dan kemudian menjungkitkan jempol kakinya. Subhanallah hanya dengan menjungkitkan jempol kakinya akhirnya pohon kelapa ini terangkat sampai ketempat pembuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar